Photobucket

Senin, 07 Februari 2011

KOMPAK DALAM MENGASUH ANAK

Orang tua selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi putra-putrinya. Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah hal yang akan selalu diamati oleh orangtua, terlebih perkembangan yang terkait dengan perilaku anak.Orangtua bisa menerapkan berbagai pola asuh yang dapat diterapkan dalam kehidupan keluarga.Saling berbagi tugas pengasuhan antara suami dan istri juga penting dilakukan.Namun, apabila pola-pola yang diterapkan orangtua keliru, maka yang akan terjadi bukannya perilaku anak menjadi penurut, justru sebaliknya.

Yang sering menjadi masalah adalah ketika ayah dan ibu memiliki gaya pengasuhan yang berbeda.Menurut Fransiska Irawati, psikolog dari Rumah Sakit Dr Oen Solo Baru,tidak adanya kekompakan dan sikap konsisten orangtua dalam mendidik anak merupakan salah satu faktor yang menyebabkan anak menjadi manja dan susah diatur. Umumnya yang terjadi, ibu bersikap tegas pada anak, sedangkan ayah cenderung bersikap lunak atau serbaboleh.Sebagai contoh, ayahnya mengajaknya makan es krim, padahal ibunya jelas-jelas melarangnya makan es krim karena baru saja sembuh dari radang tenggorokan. Bahkan terkadang, kejadian seperti itu juga diikuti dengan pertengkaran kecil antara kedua orangtuanya. Sikap orangtua yang saling berseberangan akan membuat anak bingung,atau mungkin orang tua sudah kompak, tetapi oma-opa/kakek-neneknya tidak demikian. Bila hal ini terjadi, maka akan membuat anak tidak respek pada didikan orang tuanya. Bahkan tidak sedikit yang akhirnya lebih menghargai opa-omanya dan tidak menghargai orang tuanya.

Penting bagi orangtua untuk mempertemukan pendapat dalam hal mendidik anak. Idealnya, membicarakan soal mendidik anak sudah dilakukan ketika istri sedang mengandung sang anak atau jauh sebelumnya. Namun, tak ada salahnya menyatukan atau mengharmoniskan kembali pendapat yang sudah terlanjur berbeda. Toh, semua itu demi kebaikan bersama, antara Anda dan suami, juga dengan Si Kecil!.Periode emas untuk membentuk perilaku anak adalah pada usia 0 sampai lima tahun. Sehingga apa yang diberikan pada masa itu akan sangat berpengaruh ketika anak dewasa kelak.

Pengasuhan anak adalah sebuah kerja tim.Oleh sebab itu, diskusikan hal ini ke semua anggota keluarga, terlebih yang tinggal satu rumah, agar dalam mendidik anak, selalu satu suara.Kuncinya adalah mendukung pasangan saat di depan anak, dan tetap terbuka dengan pasangan. Contoh yang paling mudah, apa yang harus dilakukan bila anak mogok makan? Para ayah biasanya akan membiarkan, karena berpikir anak pasti akan meminta sendiri makanannya bila memang sudah lapar. Tetapi para ibu biasanya tidak bisa menerima hal ini. Ketika anak mogok makan bila tak ada fast food, lalu ayah cenderung mengabulkan permintaannya sedangkan Anda terus membujuknya untuk mengonsumsi apa yang ada di rumah, nah... anak akan melihat Anda sebagai sosok antagonis. Di sinilah Anda perlu menjelaskan pada suami, apa pentingnya bila anak mengonsumsi makanan yang lebih sehat. Pertimbangan yang lebih penting, apa manfaatnya bila bersepakat dalam mengatakan apa yang boleh dan tidak boleh untuk anak. Sedangkan untuk hal-hal yang sifatnya kurang prinsip, lebih baik berkompromi saja.

Suatu kali Anda melihat suami membelikan anak mainan atau baju yang mahal harganya. Padahal, Anda sedang menghukum anak karena tak mau belajar. Anda jadi merasa sia-sia berusaha memberi pelajaran positif soal tanggung jawab kepada anak. Nah, agar kritik kepada pasangan lebih enak didengar,  istri harus menunjukkan alasan yang benar-benar berlandaskan pengetahuan sehingga suami tak merasa sedang dituduh atau dihakimi. 

Jika suami istri selalu berdiskusi dalam pengasuhan anak bersama pasangan, kelak si anakpun akan mengambil manfaatnya. Ia akan belajar dari Anda berdua, bahwa perbedaan itu baik dan tak perlu dihindari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar